Digital Marketing UMKM: Kebutuhan atau FOMO? Ini Jawabannya!

Anda sebagai pemilik atau praktisi digital marketing bisnis UMKM, coba jawab pertanyaan berikut:

  • Apakah bisnis UMKM Anda telah menggunakan digital marketing?
  • Jika sudah, apakah digital marketing tersebut sebagai sebuah kebutuhan atau agar mengikuti bisnis-bisnis lainnya saja?

Fakta empiris di lapangan digital marketing UMKM tampaknya masih menjadi perdebatan. Tidak semua pelaku bisnis UMKM setuju jika digital marketing adalah sebuah kebutuhan dan bagian dari strategi utama sebuah bisnis.

Bahkan, beberapa pemilik bisnis nampaknya masih merasa jika digital marketing UMKM hanya untuk sekedar ikut-ikutan karena takut ketinggalan zaman (Fear of Missing Out – FOMO).

Hal ini wajar, selain karena beberapa bisnis UMKM memang dapat berjualan lancar tanpa menggunakan digital marketing dengan tepat. Ada juga pelaku bisnis UMKM yang belum benar-benar paham lansekap serta fungsi strategis digital marketing.

Pertanyaan selanjutnya sebagai pelaku (pemilik maupun praktisi digital marketing) UMKM apakah Anda menggunakan digital marketing sebagai kebutuhan atau hanya FOMO saja?

Coba refleksikan dengan membaca artikel berikut sampai habis.

Digital Marketing UMKM Sebagai Kebutuhan

Digital marketing UMKM sebagai kebutuhan dijalankan dengan tujuan yang jelas, terukur, dan berorientasi pada pertumbuhan bisnis. Bukan hanya upload konten estetik di social media atau mengejar vanity metrics seperti jumlah like, follow, reach atau impression saja.

Pelaku bisnis UMKM perlu paham lebih jauh dan mampu menyelaraskan antara tujuan bisnis dan tujuan marketing, target audiens mereka banyak aktif di channel apa, mampu membuat strategi yang terukur dan menetapkan hasil yang jelas.

Cara paling sederhana untuk mengetahui bisnis Anda benar-benar menjalankan strategi digital marketing UMKM untuk kebutuhan atau sekedar FOMO adalah dengan menjawab 5 hal berikut:

  1. Apakah tujuan digital marketing Anda sudah spesifik?
    Misalkan untuk meningkatkan omzet di momen hari raya, meningkatkan jumlah prospek berkualitas untuk dikonversi menjadi sales, dan sebagainya
  2. Berapa angka peningkatan yang ingin Anda dapat dengan digital marketing tersebut?
    Misal, momen hari raya omzet meningkat 40% dibanding rata-rata setiap bulan atau jumlah leads kuartal 4 2025 meningkat 50% dengan iklan Meta Ads
  3. Apakah tujuan tersebut realistis untuk dicapai?
    Misal, rata-rata omzet bulanan Anda adalah Rp 100.000.000 lalu Anda ingin meningkatkannya menjadi Rp 500.000.000 dalam satu bulan dengan hanya upload konten di social media. Meningkatkan omzet 5x lipat tanpa iklan dan dalam waktu singkat secara umum bukanlah hal realistis
  4. Bagaimana cara Anda mencapai tujuan digital marketing tersebut?
    Misal Anda ingin mendapat 1.000 prospek penjualan rumah mewah seharga 5 miliar dalam 3 bulan, namun Anda menggunakan iklan awareness di TikTok dengan budget Rp 1.000.000/bulan. Hal ini tidak nyambung alias tidak relevan, karena profil audiens yang mampu membeli rumah mewah seharga 5 miliar biasanya adalah orang-orang dewasa yang jarang main TikTok.
    Apalagi jika budget iklan Anda hanya Rp 1.000.000/bulan dan menggunakan objective iklan awareness. Selain nilainya terlalu kecil, iklan awareness digunakan hanya agar orang tahu bukan mendorong minat menjadi prospek.
  5. Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk mendapat hasil?
    Misal, Anda meminta tim digital marketing untuk mendapatkan 100 prospek namun Anda tidak memberi batasan waktu yang jelas. Hal ini dapat membuat performa strategi digital marketing jadi tidak efektif dan efisien.
    Batas waktu memberi arah dan urgensi. Tanpanya, tim Anda bisa kehilangan fokus, menjalankan taktik yang tidak relevan, atau mengulangi kesalahan tanpa menyadari bahwa performa stagnan.

Ke lima pertanyaan tersebut merujuk pada konsep SMART (Spesific, Measureabel, Achieveable, Relevant dan Time bound). Jika jawaban Anda memenuhi konsep SMART dapat dikatakan Anda telah menggunakan digital marketing dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan.

Namun sebaliknya, jika jawaban Anda tidak memenuhi konsep SMART tersebut bisa jadi Anda sekedar FOMO dalam menjalankan digital marketing. Karena tidak ada tujuan jelas, realistis dan hasil terukur terhadap perkembangan bisnis.

Digital Marketing UMKM Sebagai FOMO

Banyak UMKM terjebak melakukan digital marketing hanya karena ikut-ikutan atau FOMO. Misalnya, melihat kompetitor viral di TikTok lalu buru-buru membuat akun TikTok dan meminta tim digital marketing upload 5 konten sehari setiap hari. Padahal produk yang Anda jual adalah rumah mewah seharga 5 miliar rupiah per unitnya.

Akhirnya, keputusan yang diambil cenderung spontan, tanpa arah yang jelas, dan tidak ada indikator keberhasilan yang bisa dijadikan patokan.

Tanda-tanda paling jelas dari digital marketing karena FOMO ini antara lain:

  • Tujuan digital marketing tidak selaras dengan tujuan bisnis.
  • Sering gonta-ganti platform atau format konten
  • Menjalankan iklan tanpa KPI dan metriks yang jelas
  • Fokus pada vanity metrics, seperti mengejar viral, jumlah likes atau follower tanpa melihat konversi atau hasil nyata terhadap bisnis.
  • Mengeluarkan budget marketing besar, tanpa mengukur Cost Per Acquisition (CPA) atau Return on Ad Spend (ROAS).

Bisnis yang menggunakan digital marketing karena FOMO biasanya tidak pernah mendapatkan hasil yang optimal. Selanjutnya muncul anggapan bahwa digital marketing tidak works, tidak penting, atau bahkan tim mereka tidak kompeten.

Maka dari itu agar bisnis Anda tidak hanya FOMO dan berujung pada kekecewaan, Anda perlu memahami alasan digital marketing adalah kebutuhan bagi UMKM.

10 Alasan Digital Marketing UMKM Adalah Kebutuhan

Digital marketing kini bukan sekadar opsi tambahan, tetapi sudah menjadi sebuah kebutuhan yang esensial. Berikut 10 alasan mengapa digital marketing bagi UMKM adalah sebuah kebutuhan.

1. Perilaku Belanja Konsumen Berubah Drastis

Digital marketing membuat aktivitas belanja konsumen menjadi pengalaman atau cerita yang bisa dibagikan ke khalayak umum, mulai dari berbentuk ulasan (review), rekomendasi, hingga testimoni di media sosial atau Google My Business. 95% konsumen membaca review terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi, bahkan 94% orang menghindari bisnis karena ulasan negatif.

Hal ini menunjukkan bahwa persepsi konsumen terhadap bisnis Anda kini lebih banyak dibentuk melalui opini publik dibandingkan oleh narasi dari bisnis Anda itu sendiri. Artinya, setiap UMKM harus mampu mengelola platform digital agar tetap relevan dengan ekspektasi para calon konsumen. Semakin mudah konsumen mengakses informasi, semakin tinggi pula tuntutan mereka terhadap transparansi, kualitas, dan experience yang ditawarkan oleh bisnis Anda.

2. Antisipasi Kompetitor Merebut Konsumen

Banyak UMKM yang terjebak dengan rutinitas harian bisnis sehingga lupa untuk menyiapkan strategi menghadapi kompetitor. Keterlambatan beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen bisa berujung fatal, salah satunya saat masuk ke ranah digital. Digital marketing hadir mengantisipasi risiko ini. Dengan digital marketing UMKM bisa:

  • Membandingkan performa dengan kompetitor melalui data digitalnya, bukan hanya berdasarkan capaian internal.
  • Mendapat review konsumen secara real-time sebagai pertimbangan bisnis untuk mengantisipasi kompetitor yang ingin merebut konsumen Anda.
  • Melakukan eksperimen kecil, misal uji coba iklan atau konten baru agar lebih bisa mengikuti tren dan relate dengan konsumen

Semakin banyak eksperimen dan upaya yang dilakukan, semakin tinggi pula peluang untuk semakin berkembang dan mampu bersaing dengan kompetitor. Prinsip ini sangat relevan dengan digital marketing UMKM untuk jangan menunggu kompetitor mengambil langkah duluan, tetapi jadilah pihak yang lebih cepat membaca peluang yang ada.

3. Jangkauan Pasar Lebih Luas dan Efisien

Salah satu keunggulan utama digital marketing adalah kemampuannya untuk menjangkau calon konsumen di luar batas jangkauan fisik bisnis Anda. Anda bisa menargetkan calon konsumen berdasarkan usia, demografi, minat, atau perilaku online mereka.

Misalnya, UMKM di Jakarta bisa menjangkau calon pembeli potensial di Bandung atau Semarang tanpa harus membuka cabang secara luring. Contohnya bisa dengan memanfaatkan iklan digital seperti Meta Ads dan Google Ads, atau bisa juga dengan optimasi secara organik dengan sosial media, SEO, dan Google My Business.

4. Biaya Masih Terjangkau dengan Hasil Terukur

Jika dibandingkan dengan iklan konvensional seperti TV, radio, atau billboard, iklan digital jauh lebih fleksibel. Anda bisa mulai dengan biaya yang lebih kecil dan menyesuaikannya sesuai dengan hasil dari iklan Anda. Banyak UMKM yang sudah melakukannya, Anda tidak perlu mengeluarkan modal besar untuk mendapat hasil signifikan. Bahkan, Anda bisa memulai dengan budget yang terbatas dan secara bertahap menaikkannya saat sudah melihat adanya pelanggan secara nyata.

5. Memanfaatkan Zero Moment of Truth

Konsep Zero Moment of Truth (ZMOT) yang diperkenalkan oleh Google menegaskan satu hal penting, yaitu keputusan untuk membeli sesuatu sering kali sudah dibuat bahkan sebelum calon konsumen melihat produk secara fisik. Ini terjadi di “momen nol” atau ZMOT, saat mereka memiliki pertanyaan atau kebutuhan dan langsung mencari jawabannya secara online. Menurut data internal Google, ada lebih dari 100 miliar pencarian setiap bulan. Ini menunjukkan seberapa masif dan pentingnya momen pencarian ini.

Sebagai UMKM, kehadiran bisnis Anda di momen-momen ini sangatlah krusial. Anda harus hadir dengan menawarkan solusi yang relevan, baik melalui artikel/blog, video tutorial, atau FAQ page yang komprehensif. Strategi ini memastikan bisnis Anda tidak hanya muncul dan terlihat, tetapi juga dianggap sebagai mitra atau partner yang membantu konsumen, bukan sekadar penjual.

6. Data Real-Time dan Akurat

Digital marketing sendiri menawarkan data yang akurat dan real-time. Berbeda dengan marketing secara konvensional yang datanya belum tentu bisa didapat secara langsung. Dengan platform seperti Google Analytics, Search Console maupun Ads Manager, Anda bisa melihat dan menganalisis, berapa banyak orang yang mengunjungi website bisnis Anda, dari mana asalnya, lalu apa saja yang mereka klik, dan kriteria seperti apa yang akhirnya menjadi konsumen bisnis Anda.Data ini memungkinkan Anda untuk membuat keputusan yang cepat dan tepat, bukan hanya menebak-nebak. Anda bisa tahu iklan mana yang berhasil dan mana yang tidak, sehingga Anda bisa mengalokasikan budget dengan lebih tepat.

7. Mudah Melakukan Monitoring dan Evaluasi

Di dunia digital marketing, semua data sudah tersedia dengan sangat mudah untuk diakses. Ini artinya, Anda bisa tahu langsung apakah strategi Anda berhasil atau tidak. Anda tidak perlu menunggu berbulan-bulan untuk melihat hasilnya. Cukup dengan melihat dashboard yang ada, Anda bisa tahu mulai dari banyaknya orang yang melihat iklan Anda, hingga berapa yang akhirnya menjadi konsumen Anda. Semua data ini membantu Anda mengambil keputusan yang cepat dan tepat.

8. Membangun Loyalitas yang Terukur

Mendapatkan pelanggan baru lebih mahal daripada mempertahankan yang sudah ada. Digital marketing memungkinkan Anda menjalankan program retensi yang terukur, seperti email marketing, WhatsApp broadcast, atau program loyalty digital lainnya.

Dalam konteks digital marketing UMKM dapat membangun loyalitas yang lebih terukur melalui beberapa strategi:

  • Menyediakan berbagai channel untuk komunikasi, misalnya WhatsApp khusus bisnis, email marketing, atau DM Instagram agar konsumen mudah terhubung dengan bisnis Anda.
  • Konsistensi secara kualitas di semua touchpoint, baik saat konsumen melihat iklan digital, berinteraksi di media sosial, maupun saat datang langsung ke toko.
  • Fasilitas self-service di kanal digital seperti FAQ, katalog online, checkout cepat, hingga sistem reservasi daring.

Semua strategi ini membantu membangun hubungan jangka panjang dan meningkatkan Customer Lifetime Value sehingga bisnis Anda bisa bertahan lama.

9. Hasil Lebih Terukur (SEO & Organik)

Digital marketing, khususnya SEO dapat membantu UMKM mendapatkan hasil yang jelas dan bisa dipantau. Setiap kunjungan, interaksi, hingga konversi dapat diukur secara real time, sehingga pemilik usaha dapat mengambil keputusan dengan yang paling efektif.

Berbeda dengan iklan konvensional yang lebih sulit untuk dievaluasi, digital marketing dapat memberikan data konkret seperti jumlah pengunjung, sumber traffic, hingga perilaku konsumen di website Anda. Bagi UMKM, ini berarti setiap rupiah yang dikeluarkan untuk digital marketing bisa dihitung dampaknya terhadap penjualan dan pertumbuhan bisnis.

10. Bisa Dijalankan 24/7

Website, iklan, dan sosial media bekerja non stop, yang artinya peluang untuk mendapatkan konsumen tidak hanya bergantung dengan jam buka bisnis Anda. Calon konsumen bisa melihat produk Anda, melihat review, hingga melakukan pemesanan kapan saja, di mana saja.

Ini krusial untuk UMKM yang ingin memaksimalkan peluang dari berbagai segmen audiens.

Risiko Mengabaikan Digital Marketing bagi UMKM

Digital marketing membuka banyak peluang untuk bisnis Anda, dan mengabaikan digital marketing bisnis Anda bukan hanya melewatkan peluang yang ada, tetapi juga menghadapi beberapa risiko serius:

  • Kehilangan calon konsumen potensial, yang sebagian besar sudah aktif di platform digital dan mulai mencari solusi di sana.
  • Biaya akuisisi konsumen yang lebih tinggi, jika Anda terlambat dan harus mengejar market di digital yang sudah dikuasai lebih dulu oleh kompetitor.
  • Keterbatasan data untuk pengambilan keputusan, Tanpa tracking yang memadai, Anda akan bekerja berdasarkan tebakan, bukan fakta.
  • Brand invisibility, saat calon pembeli mencari solusi di Google atau media sosial bisnis Anda tidak muncul disana.

Kesimpulan

Digital marketing UMKM sebagai kebutuhan atau FOMO ditentukan berdasarkan tujuan dan pemahaman dalam penggunaannya. Digital marketing yang menjadi kebutuhan biasanya terlihat dari adanya keselarasan antara tujuan bisnis dengan tujuan digital marketing, memiliki KPI dan key metriks jelas dan relevan, atau lengkapnya memenuhi konsep SMART.

Sementara digital marketing UMKM yang dilakukan karena FOMO biasanya tidak selaras antara tujuan bisnis dengan tujuan digital marketing. Selain itu hanya menarget vanity metriks tanpa mengetahui makna dibalik angka tersebut. Misal UMKM hanya ingin viral karena kompetitornya viral atau karena viral dianggap pencapaian tertinggi.

Apakah sejauh ini Anda telah menggunakan digital marketing sebagai kebutuhan atau FOMO semata? 

Jika baru sekedar FOMO maka kini Anda perlu beralih menggunakan digital marketing sebagai kebutuhan agar hasilnya juga optimal. Mulailah untuk membuat perencanaan dan eksekusi digital marketing sesuai konsep SMART.

Atau, Anda bisa menghubungi kami di Digital Sukaria. Kami tidak hanya membantu Anda mendapatkan lebih banyak konsumen, tetapi juga memastikan Anda paham bagaimana setiap strategi digital marketing bekerja secara optimal untuk bisnis Anda.

Sumber:

https://www.semrush.com/blog/digital-marketing-for-small-business/?utm_source=chatgpt.com 

https://www.thinkwithgoogle.com/marketing-strategies/search/zmot-why-it-matters-now-more-than-ever/ 

https://findstack.com/resources/online-review-statistics

Bagikan artikel ini:

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top