
Lebih baik mana beriklan di Google Ads vs Meta Ads untuk bisnis UMKM yang ingin meningkatkan omzet penjualan?
Banyak pelaku bisnis UMKM dan mungkin juga Anda ingin sekali mendapatkan omzet yang lebih besar melalui iklan digital. Namun, sering kali pengetahuan dan kemampuan yang terbatas membuat Anda khawatir untuk menggunakan digital paid ads seperti di Google Ads atau Meta Ads.
Padahal dua platform digital paid ads terbesar Google Ads dan Meta Ads kerap menjadi pilihan utama beriklan dan terbukti dapat meningkatkan penjualan. Keduanya menawarkan kelebihan masing-masing, namun memang jika tanpa strategi yang tepat, uang iklan bisa saja habis tanpa hasil yang berarti.
Salah satu contoh nyata datang dari Kulina, startup katering harian. Alih-alih membandingkan Google Ads vs Meta Ads, Kulina malah berhasil menggabungkan kekuatan dua platform sekaligus. Meta Ads dimanfaatkan untuk menampilkan konten makanan yang estetik di Instagram, sehingga menarik perhatian dan membangun brand awareness. Sementara Google Ads dipakai untuk menjangkau orang-orang yang memang sedang mencari “catering harian Jakarta” lewat mesin pencari. Hasilnya? Brand Kulina makin dikenal luas sekaligus banjir pesanan.
Melalui artikel ini, Anda akan diajak memahami perbedaan Google Ads dan Meta Ads secara lebih jelas. Dengan begitu, Anda bisa menentukan strategi iklan digital yang paling sesuai untuk kebutuhan dan tujuan bisnis UMKM Anda.
Mengenal Google Ads dan Meta Ads
Apa itu Google Ads?
Google Ads adalah platform iklan milik Google yang memungkinkan bisnis menampilkan iklan di hasil pencarian Google, YouTube, Gmail, hingga jaringan situs mitra seperti portal berita, private blog, aplikasi dan sebagainya. Sistem ini berbasis kata kunci (keyword) untuk iklan di mesin pencarian Google. Selain itu Google Ads juga menggunakan sistem audience targeting dan placement targeting untuk iklan Google Display Picture maupun YouTube Ads. Google Ads sangat cocok untuk bisnis yang ingin menjangkau konsumen dengan niat membeli yang sudah jelas.
Apa itu Meta Ads?
Meta Ads adalah platform iklan milik Meta (Facebook, Instagram, Messanger, dan WhatsApp) yang memungkinkan bisnis menargetkan audiens berdasarkan minat, perilaku, dan demografi. Iklan bisa muncul di Facebook, Instagram, Messenger, dan Audience Network. Meta Ads efektif digunakan untuk meningkatkan brand awareness, membangun komunitas, dan mendorong pembelian impulsif melalui konten visual yang menarik.
7 Perbedaan Utama Google Ads vs Meta Ads
Audience Reach
Google Ads fokus menjangkau audience dengan search intent, baik melalui target keyword atau audience signal. Artinya iklan baru muncul ketika seseorang benar-benar mencari produk atau layanan.
Misalnya, seseorang mengetik “kursus bahasa Inggris Jakarta” di Google. Jika UMKM kursus bahasa Inggris pasang Google Ads dengan kata kunci itu, iklan mereka langsung tampil di hasil pencarian.
Sedangkan Meta Ads fokus menjangkau audience berdasarkan minat & aktivitas di media sosial.
Misalnya, Anda bisa menargetkan iklan ke target audiens wisatawan dengan menggunakan pengaturan interest traveling atau konten perjalanan liburan. Mereka mungkin belum butuh langsung, tapi bisa tertarik karena konten visual yang menarik.
Campaign Objective
Google Ads sangat cocok untuk demand capture, yaitu menangkap orang yang sudah punya kebutuhan spesifik.
Contoh: orang mencari “servis AC Surabaya” → UMKM jasa servis AC bisa langsung tampil di hasil pencarian dan lebih mudah dapat order.
Lalu, Meta Ads lebih kuat untuk demand generation, yaitu membangun awareness & ketertarikan terhadap brand atau produk.
Contoh: UMKM kuliner bisa mengiklankan menu baru lewat Instagram Stories Ads. Walau orang tidak sedang mencari “bakso kekinian”, iklan yang menggoda bisa menumbuhkan minat untuk mencoba.
Platform Iklan (Ads Platform)
Google Ads dapat muncul di Google Search, Display Network (ribuan situs mitra), YouTube, dan Gmail Ads. Misalnya UMKM skincare pasang iklan di Google Search untuk “serum wajah glowing”, lalu juga tayang di YouTube dengan video tutorial.
Sedangkan Meta Ads, menayangkan iklan mereka di Facebook, Instagram, Messenger, Whatsapp, Thread dan Audience Network mereka. Contohnya, UMKM fashion bisa menayangkan iklan carousel koleksi baru di Instagram Feed, lalu remarketing di Facebook untuk orang yang pernah mengunjungi website mereka.
Cost & Bidding System
Google Ads umumnya berbasis CPC (Cost Per Click) dengan biaya bisa lebih tinggi untuk penggunaan kata kunci populer. Misalnya, kata kunci “jual rumah Jakarta” bisa sangat mahal karena kompetitornya banyak. Namun, setiap klik biasanya lebih berkualitas karena datang dari orang yang benar-benar butuh.
Kemudian, Meta Ads umumnya menarget biaya berdasarkan CPM (Cost Per 1000 impressions) atau CPC. Dan biayanya sering kali lebih murah untuk menjangkau audiens luas. Contoh: UMKM makanan ringan bisa dengan budget Rp50.000 sudah menjangkau ribuan pengguna Instagram di kotanya.
Ads Format & Creative
Google Ads memiliki banyak format, mulai dari iklan text sederhana di hasil pencarian google, display banner di website, video di YouTube atau iklan email di gmail. Misalnya, toko elektronik kecil pasang iklan teks di Google Search “jual TV murah Jakarta”, dan sekaligus pasang iklan video review produk di YouTube.
DI lain sisi, Meta Ads lebih visual dan kreatif dan cocok untuk storytelling. Meta Ads memiliki format gambar, carousel, reels, dan stories yang interactive. Misalnya, UMKM fashion membuat iklan carousel di Instagram untuk menampilkan koleksi terbaru mereka dalam sekali swipe.
Data & Targeting
Seperti pembahasan sebelumnya, Google Ads cenderung melakukan targeting berbasis kata kunci, riwayat pencarian, lokasi, dan demografi. Selain itu, kini Google Ads juga dapat melakukan targeting berdasarkan audience signal (minat, hobi, dan perilaku belanja). Mirip dengan model targeting meta ads.
Misalnya, pengguna yang mencari “dokter gigi terdekat” akan melihat iklan klinik gigi di sekitar lokasinya.
Sedangkan Meta Ads masih melakukan targeting berdasarkan minat, demografi, hobi, hingga perilaku belanja. Contoh: UMKM kopi bisa menargetkan orang berusia 18–30 tahun yang sering check-in di kafe dan menyukai konten seputar lifestyle.
Reporting & Analysis
Google Ads memberikan laporan detail tentang performa kata kunci, CTR (click-through rate), dan konversi. Laporan ini dapat Anda akses pada dashboard Google Ads atau dapat Anda oleh dengan tools analitik google bernama Looker.
Oleh karena itu, Google Ads cocok untuk UMKM yang ingin tahu iklan mana yang langsung menghasilkan penjualan dan ingin mengolah data iklan dengan lebih rinci atau kompleks.
Sedangkan Meta Ads berfokus pada metrik engagement seperti reach, likes, shares, dan conversion dari sosial media. Anda dapat mengolah dan mengakses laporannya pada dashboard meta ads manager. Dengan insights dan laporan meta, Anda dapat mengetahui berapa orang yang menyimpan (save) atau klik link produk dari iklan Instagram Anda.
Tabel Perbandingan Google Ads vs Meta Ads
Aspek | Google Ads | Meta Ads |
---|---|---|
Kelebihan | – Menjangkau orang dengan niat mencari (high intent) – Hasil lebih cepat untuk konversi – Cocok untuk produk/jasa dengan kebutuhan mendesak – Analisis performa iklan sangat detail | – Biaya iklan relatif lebih murah untuk jangkauan luas – Cocok untuk membangun awareness & brand image – Format iklan kreatif (gambar, video, carousel) – Targeting berdasarkan minat & perilaku sosial |
Kekurangan | – Biaya CPC bisa mahal di kata kunci kompetitif – Kurang cocok untuk produk baru yang belum banyak dicari – Butuh riset kata kunci yang matang | – Konversi bisa lebih rendah jika target tidak tepat – Butuh konten visual yang menarik- Perubahan algoritma bisa memengaruhi hasil iklan – Lebih fokus ke engagement, bukan niat beli langsung |
Jenis UMKM yang Cocok | Klinik atau jasa kesehatan, kursus & pendidikan, servis (AC, bengkel, cleaning service), toko elektronik dengan kebutuhan mendesak | Fashion & aksesoris, F&B (makanan & minuman), produk lifestyle & hobi, bisnis kreatif (kerajinan, dekorasi, kosmetik) |
Mana yang Harus Anda Pilih?
Jika tujuan Anda adalah menjangkau orang yang sudah aktif mencari produk atau jasa, maka Google Ads bisa menjadi pilihan utama. Misalnya, seorang pelanggan yang mengetik “catering nasi kotak Surabaya” di Google sudah jelas memiliki niat membeli. Dengan Google Ads, UMKM catering bisa langsung muncul di halaman pertama pencarian dan berpeluang besar mendapatkan order.
Namun, jika tujuan Anda adalah membangun brand awareness dan menarik perhatian melalui konten visual yang menarik, maka Meta Ads lebih tepat. Contohnya, sebuah UMKM fashion di Bandung bisa membuat iklan video singkat tentang koleksi terbaru mereka di Instagram Reels. Meski audiens belum berniat membeli, konten visual yang menarik dapat menanamkan brand di benak konsumen, yang suatu saat bisa berujung pada pembelian.
Tips Memilih Platform Iklan Digital
- Pahami kategori produk Anda
- Google Ads cenderung lebih cocok untuk produk-produk B2B hight ticket, produk problem solving, produk yang memerlukan penjelasan teknis, market lokal, niche atau super niche. Contohnya: jasa arsitektur, jasa service mesin pabrik, jasa bangunan, alat produksi, penginapan lokal, tempat wisata lokal, layanan kesehatan & klinik lokal, lembaga pendidikan & kursus, property lokal, dll.
- Meta Ads cenderung lebih cocok untuk produk-produk direct to consumer seperti fashion, F&B, personal care, beauty care, furniture, agen wisata, lembaga pelatihan, produk digital, otomotif, home living & decor, dll
- Tentukan dulu tujuan iklan Anda
- Jika ingin penjualan cepat atau lead (contoh: jasa les privat, UMKM katering), gunakan Google Ads. Google Ads lebih kuat di tahap consideration & purchase (orang sudah ada niat membeli).
- Jika ingin membangun awareness, menciptakan interaksi hingga mendorong pembelian impulsif (contoh: produk fashion, skincare, kuliner kekinian), gunakan Meta Ads. Karena Meta Ads lebih kuat di tahap awareness & interest (bangun minat lewat konten visual).
- Pahami funnel
- Jika target audiens Anda telah menyadari kebutuhan atau masalah yang dialami dan mencari solusi produk/jasa untuk dibeli, maka pilihlah beriklan di Google Ads. Anda jadi lebih mudah mendorong audiens untuk melakukan pembelian melalui landing page, sales page, website yang diiklankan menggunakan Google Ads tersebut.
- Sebenarnya Meta Ads dapat digunakan untuk seluruh tahapan funnel secara lebih fleksibel. Anda bisa membangun awareness untuk cold audiens, selanjutnya Anda bisa mengedukasi audiens dengan video singkat untuk menciptakan warm audiens, mendorong pembelian di landing page hingga melakukan retargeting untuk hot audiens.
- Pahami siapa target audiens utama bisnis UMKM Anda
- Jika audiens cenderung aktif mencari solusi (misalnya: servis AC, percetakan undangan) dan kebutuhan bisnis (contoh: pembelian mesin produksi), Google Ads akan lebih efektif.
- Jika audiens lebih tertarik pada gaya hidup dan inspirasi (misalnya: produk handmade, kue kekinian, fashion yang sedang trend, furniture estetik), maka Meta Ads lebih cocok.
- Sesuaikan dengan budget iklan yang Anda miliki
- Google Ads biasanya membutuhkan biaya lebih tinggi untuk kata kunci populer, tapi hasilnya bisa langsung terlihat.
- Meta Ads cenderung lebih terjangkau mulai Rp 17.500/hari untuk menjangkau banyak orang dengan konten visual.
- Coba jalankan keduanya dalam skala kecil, lalu evaluasi hasilnya
- Misalnya, alokasikan Rp1 juta untuk Google Ads (target kata kunci spesifik) dan Rp1 juta untuk Meta Ads (target minat & demografi) dengan tujuan iklan yang sama, misalnya lead generation (untuk mendapatkan prospek).
- Bandingkan hasilnya: channel mana yang paling efektif menghasilkan prospek dan penjualan. Jika budget bisnis UMKM Anda terbatas maka pilih salah satu dan optimalkan. Jika Anda memiliki budget lebih besar maka Anda bisa menjalankan keduanya dengan target hasil lebih besar.
Perdebatan Google Ads vs Meta Ads tidak bisa terjawab secara pasti. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing, tergantung pada kebutuhan bisnis UMKM Anda.
Jika ingin mendapatkan hasil maksimal, Anda bisa mengombinasikan keduanya: gunakan Meta Ads untuk awareness dan Google Ads untuk konversi. Dengan strategi yang tepat, iklan digital bisa membantu UMKM berkembang lebih cepat.
Berikut contoh bisnis UMKM Katering di Surabaya, bernama Rasa Nusantara yang berhasil mengkombinasi Google Ads dan Meta Ads untuk meningkatkan jumlah pelanggan baru dan sales mereka.
Studi Kasus: UMKM Katering Harian “Rasa Nusantara” di Surabaya
Campaign Goal: Mendapatkan pelanggan baru untuk katering harian karyawan & mahasiswa.
- Google Ads (Demand Capture – Menangkap orang yang sudah butuh)
- Strategi: rasa Nusantara melakukan research keyword dan memasang iklan SEM (Search Engine Marketing) untuk beberapa kata kunci.
- Kata kunci yang di target:
- “catering harian Surabaya”
- “nasi kotak murah Surabaya”
- “katering kantor Surabaya”
- Mereka juga memasang iklan dengan target radius penayangan di sekitar 10 km dari lokasi dapur.
- Kelebihan Iklan: orang yang klik iklan biasanya sudah siap membeli atau butuh segera.
- Contoh Hasil: dalam 1 minggu Rasa Nusantara akan mendapat 50 klik → dari 50 klik, 10 orang akan menghubungi via WhatsApp → dan dari 10 calon pembeli, akan ada 3 pembeli yang deal menjadi customer katering mingguan.
- Google Ads (Demand Capture – Menangkap orang yang sudah butuh)
- Strategi:
- Buat iklan video pendek (Reels & Stories) dengan konsep “Menu sehat & hemat untuk karyawan” atau “Paket nasi kotak praktis untuk acara kantor.”
- Target: Usia 22–40 tahun, pekerja kantoran, mahasiswa, minat kuliner &
- Kelebihan: walaupun audiens belum memiliki niat beli, mereka jadi mengenal brand, menyimpan nomor WA, atau follow Instagram.
- Contoh Hasil: dalam 1 minggu, iklan menjangkau 10.000 orang → 300 like & share → 100 DM masuk, beberapa menanyakan harga paket.
- Strategi:
Kombinasi Strategi
Anda dapat menggunakan Google Ads untuk menangkap hot leads (orang yang sudah mencari katering) dan Meta Ads untuk membangun awareness & interaksi (orang yang sering lihat konten jadi kepo mencari produk atau merk Anda melalui Google).
Coba untuk mengalokasi budget:
- 60% Google Ads (untuk hasil cepat / lead langsung).
- 40% Meta Ads (untuk awareness & branding).
Dengan kombinasi ini, UMKM tidak hanya menghasilkan penjualan instan, tapi juga membangun brand jangka panjang yang membuat calon konsumen lebih mudah mengingatnya.
Sumber:
https://www.searchenginejournal.com/budget-allocation-when-to-choose-google-ads-vs-meta-ads/542850/